A. Pengertian E-Learning
E-learning adalah
sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar
mengajar dengan media internet, jaringan komputer, maupun komputer standalone.
E-learning adalah semua yang mencakup pemanfaatan komputer dalam menunjang
peningkatan kualitas pembelajaran, termasuk di dalamnya penggunaan mobile
technologies seperti PDA dan MP3 players. Juga penggunaan teaching materials
berbasis web dan hypermedia, multimedia CD-ROM atau web sites, forum
diskusi, perangkat lunak kolaboratif, e-mail, blogs, wikis, computer aided
assessment, animasi pendidkan, simulasi, permainan, perangkat lunak manajemen
pembelajaran, electronic voting systems, dan lain-lain. Juga dapat berupa
kombinasi dari penggunaan media yang berbeda.
B. Kelebihan dan Kekurangan
a) Kelebihan
Pembelajaran elektonik atau yang
sering disebut e-learning antara lain yaitu :
- Tersedianya fasilitas e-moderating dimana pengajar dan siswa dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet secara reguler atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat, dan waktu.
- Pengajar dan siswa dapat menggunakan bahan ajar yang terstruktur dan terjadwal melalui internet.
- Siswa dapat belajar (me-review)bahan ajar setiap saat dan dimana saja apabila diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer.
- Bila siswa memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet.
- Baik pengajar maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak.
- Berubahnya peran siswa dari yang pasif menjadi aktif.
- Relatif lebih efisien. Misalnya bagi mereka yang tinggal jauh dari Perguruan Tinggi atau sekolah konvensional dapat mengaksesnya.
Sedangkan menurut Purbo (1998) dan
Budi Raharjo (2002) dalam Jurnal Teknodik (April 2007) :
- akses pada sumber informasi yaitu sebagai perpustakaan on line, sumber literatur, akses hasil-hasil penelitian, dan akses kepada materi pembelajaran.,
- akses kepada narasumber, dilakukan komunikasi tanpa harus bertemu secara fisik,
- sebagai media kerjasama, dilakukan untuk penelitian bersama atau membuat semacam makalah bersama.
b) Kekurangan
Seperti kritikan dari Bullen (2001),
Bean (1997) antara lain disebutkan sebagai berikut :
- Kurangnya interaksi antara pengajar dan siswa atau bahkan antara siswa itu sendiri, bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses belajar mengajar.
- Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong aspek bisnis atau komersial.
- Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan dari pada pendidikan.
- Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini dituntut untuk menguasai teknik pembelajaran dengan menggunakan ICT (Information Communication Technology).
- Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.
- Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet (berkaitan dengan masalah tersedianya listrik, telepon, dan komputer).
- Kurangnya mereka yang mengetahui dan memiliki
keterampilan soal-soal
internet. - Kurangnya penguasaan bahasa komputer.
C. Tipe e-learning
1. Synchronous Learning
Synchronous berarti
"waktu yang sama". Pembelajaran ini adalah tipe dimana pembelajaran
eletronik dilakukan atau dilaksanakan pada saat yang sama dimana pengajar
sedang mengajar, dan siswa sedang belajar. Hal tersebut memungkinkan terjadinya
direct interraction atau interaksi langsung antara guru dan siswa, baik
itu melalui internet, maupun melalui intranet. Penggunaan e-learning tipe ini
biasanya digunakan pada konferensi yang pesertanya berasal dari beberapa
daerah. Aktivitas tersebut dikenal juga dengan istilah 'web conference'
atau 'webinar'. Selain digunakan pada aktivitas tersebut, synchronous
learning juga sering digunakan pada kelas online.
Synchronous learning
mengharuskan guru dan siswa untuk mengakses sistem e-learning secara bersamaan.
Singkatnya, e-learning tipe ini hampir sama dengan pembelajaran langsung di
ruang kelas. Namun kelasnya bersifat virtual dan menggunakan media atau
teknologi (komputer) yang terkoneksi internet atau intranet.
2. Asynchronous Learning
Asynchronous adalah
lawan kata dari synchronous. Yaitu "tidak pada saat yang
bersamaan". Jadi, antara guru dan murid tidak harus mengakses sistem
e-learning pada saat yang bersamaan. Penggunaan tipe e-learning ini sangatlah
populer di dunia e-learning. Keuntungannya, guru dan siswa bebas mengakses
sistem e-learning kapanpun dan dimanapun. Siswa dapat mulai belajar,
mengumpulkan tugas, berdiskusi, dan menyelesaikan administrasi kelas/kuliah
setiap saat. Meskipun tidak pada saat yang bersamaan dengan pembuatan atau
penulisan materi dan tugas yang dilakukan oleh guru.
D. Sejarah Perkembangan E-learning
E-learning
atau pembelajaran elektronik pertama kali diperkenalkan oleh
universitas Illionis di Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem instruksi
berbasis komputer (computer-assisted instruktion) dan komputer
bernama PLATO. Sejak saat itu, perkembangan e-learning berkembang sejalan
dengan perkembangan dan kemajuan teknologi. Berikut perkembangan e-learning
dari masa ke masa :
·
Tahun 1990 : Era CBT (Computer-Based Training) di mana
mulai bermunculan aplikasi e-learning yang berjalan dalam PC standlone ataupun
berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi dalam bentuk tulisan maupun multimedia
(Video dan Audio) DALAM FORMAT mov, mpeg-1, atau avi.
·
Tahun 1994 : Seiring dengan diterimanya CBT oleh
masyarakat sejak tahun 1994 CBT muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih
menarik dan diproduksi secara masal.
·
Tahun 1997 : LMS (Learning Management System). Seiring
dengan perkembangan teknologi internet, masyarakat di dunia mulai terkoneksi
dengan internet. Kebutuhan akan informasi yang dapat diperoleh dengan cepat
mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak dan jarak serta lokasi bukanlah
halangan lagi. Dari sinilah muncul LMS. Perkembangan LMS yang makin pesat
membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah interoperability antar LMS yang
satu dengan lainnya secara standar. Bentuk standar yang muncul misalnya standar
yang dikeluarkan oleh AICC (Airline Industry CBT Commettee), IMS, IEEE LOM,
ARIADNE, dsb.
·
Tahun 1999 sebagai tahun Aplikasi E-learning berbasis
Web. Perkembangan LMS menuju aplikasi e-learning berbasis Web berkembang secara
total, baik untuk pembelajar (learner) maupun administrasi belajar mengajarnya.
LMS mulai digabungkan dengan situs-situs informasi, majalah dan surat kabar.
Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan multimedia, video streaming serta
penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih standar dan
berukuran kecil.
Melihat perkembangan e-learning dari
dari masa ke masa yang terus berkembang mengikuti perkembangan teknologi, maka
dapat disimpulkan bahwa e-learning akan menjadi sistem pemblajaran masa depan.
Alasan efektifitas dan fleksibilitas akan menjadi alasan utama.
Evi, aku komen yaa..
BalasHapusWarna teks-nya ada yang kebaca ada yang enggak,,
iyaaa buuu terimakasih :)
BalasHapusvina terimakasih sarannya :)
BalasHapus